Di suatu pagi, seorang suami pergi bekerja. Pada perjalanan ke pabrik, terjadi kecelakaan dan dia meninggal seketika. "Siapakah yang akan menyampaikan berita tragis ini kepada istrinya?" Terjadi perdebatan antara polisi dan pengemudi ambulan. Akhirnya polisi mengetuk pintu dan menyampaikan kabar itu kepada istrinya dan mengatakan bahwa jasad suaminya berada di dalam ambulan. Istri dan anak perempuannya menjerit dan istrinya lalu jatuh tak sadarkan diri. Kematian datang kepada siapa saja dan pada setiap saat tanpa peringatan sebelumnya.
Dua minggu kemudian, para tetangga melihat sebuah truk berhenti di depan rumah itu. Truk dari toko furniture di daerah tersebut. Mereka mengambil sofa, meja makan, lemari besar, bahkan ranjang "double-bad"!. Para tetangga mengerti bahwa "cicilan lunak" ternyata sudah tidak lunak lagi pembayarannya!
Beberapa minggu kemudian, mereka melihat lagi kejadian lain. Empat pria yang terlihat beringas mendatangi rumah itu. Si janda yang sudah jarang terlihat, keluar menuju pagar menemui mereka. Mereka memperlihatkan secarik kertas mirip surat sambil menunjuk ke arah mobil Toyota Corolla milik almarhum. Si janda dengan rela memberikan kunci mobil kepada mereka. Ia kembali masuk ke dalam rumah dan mengunci pintunya. Para pria itu mendorong mobil untuk menghidupkan mesin lalu pergi. Mereka disuruh perusahaan pembiayaan untuk menarik kembali mobil itu karena cicilan 2 bulan terakhir belum dibayar.
Beberapa hari kemudian, para tetangga melihat lagi loper koran memanggil-manggil si janda. Kali ini mereka tidak dapat lagi mengenalnya. Ia menjadi kurus. Sungguh kasihan. Ia tak lagi bergaul. Bahkan anaknya yang berusia 5 tahun tidak bermain lagi dengan teman-temannya. Loper itu minta agar tagihannya diselesaikan. Si janda berusaha menjelaskan dengan suara yang rendah karena merasa mat malu atas situasi yang dihadapinya, namun loper yang tak berperasaan itu meninggikan suaranya. Janda itu memintanya untuk menunggu. Ia kembali ke dalam rumah. Para tetangga dapat mendengar dengan jelas suatu benda yang pecah, sepertinya terbuat dari bahan beling atau plastik. Kemudian terdengar lagi tangisan anak perempuannya, "Mama, jangan ambil uang saya". Sudah jelas, ibunya telah memecahkan celengan tabungan anaknya. Ia membayar loper koran itu dengan uang recehan!
Itulah saat terakhir para tetangga melihat si janda. Ia takut bertemu dengan orang yang asing dan selalu mengunci diri. Bahkan gadis kecilnya dilarang untuk bermain dengan anak tetangganya maupun pergi ke taman tempat bermain, suatu yang sebenarnya ia rindukan. Bahkan hingga penjual es krim pun merasa kehilangan anak gadis yang manis ini.
Sampai di suatu siang yang panas, sebuah Motor Honda Beat warna Hitam, berhenti di depan rumahnya. Pengendaranya, seorang pria rapi yang tampak menyenangkan, mengetuk pintu rumah. Setelah beberapa saat tanpa ada tanggapan, ia melihat sekelilingnya dan terkejut karena kedatangannya diperhatikan oleh para tetangga. Mereka melambaikan tangannya sebagai isyarat mengatakan "Tidak ada orang di rumah." Karena mencium hal yang kurang beres, orang asing itu mendatangi rumah tetangga di sebelahnya dan memperkenalkan diri sebagai Agen Asuransi. Ia mengatakan bahwa kedatangannya adalah untuk memberikan kepada si janda, uang asuransi yang menjadi haknya.
Mendengar hal itu, para tetangga segera berkata, "Dia ada, dia ada di rumah". Salah satu wanita itu segera lari memutar ke belakang rumah dan memberitahukan kepada si janda untuk membuka pintu bagi orang yang datang menyelamatkannya. Segera pintu depan terbuka dan si agen tidak bisa percaya bahwa dialah wanita yang ditemuinya setahun yang lalu. Wanita ini benar-benar nampak menyedihkan.
Saat itu para tetangga sudah berkerumun di depan rumah. Si agen berkata, "Jangan katakan ibu tidak kenal saya. Saya pernah datang minum teh bersama almarhum suami ibu, ingat? Waktu itu saya mau menjual polis pada almarhum tapi ibu keberatan. Apakah ibu tahu bahwa keesokannya ia membeli polis senilai Rp.500 juta? Polis ini masih berlaku. Maafkan saya karena baru datang, tapi saya tidak menerima kabar sebelumnya. Suami ibu meminta saya merahasiakan hal asuransi ini. Mulai sekarang ibu tidak perlu kuatir lagi. Kami akan menjaga ibu dan anak ibu seperti yang sudah kami janjikan kepada almarhum suami ibu".
Janda itu tidak bisa mempercayainya. Air mata kebahagiaan jatuh ke pipinya saat ia memeluk anaknya dengan lega. Kemudia ia jatuh berlutut dan berterima kasih kepada agen itu. Beberapa tetangga datang mengucapkan terima kasih dan pujian kepada si agen atas kebaikan yang dilakukannya. Agen itu melihat beberapa di antara mereka turut meneteskan air mata.
Pekerjaan Agent Asuransi yang Jujur adalah PEKERJAAN YANG MULIA. Saya sulit melukiskan perasaan saya ketika meninggalkan rumah itu. Masa depan mereka telah terjamin. Anak gadis kecil yang manis itu kini dapat bermain lagi dengan teman-temannya. Uang untuk pendidikan telah tersedia. Ibunya dapat hidup tenang dan bermartabat. Masih banyak keluarga lain yang mungkin ibunya akan menjadi janda seperti tadi. Mereka tidak mungkin datang langsung ke perusahaan asuransi untuk membeli asuransi jiwa. Maka para agen, harus pergi ke medan pertempuran untuk mengatasi keberatan yang mereka buat-buat dan menjual manfaat-manfaatnya demi kepentingan mereka.
0 komentar:
Post a Comment