google.com, pub-8188148496257160, DIRECT, f08c47fec0942fa0

PRINCES ECONOMY WORLDWIDE

Informasi Terpanas Tentang Ekonomi Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES CELEBRITY WORLDWIDE

Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Artis Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES HISTORY TOUR AND TRAVEL

Informasi Terpanas Tentang Perjalanan Wisata Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES LOVE GOD

Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Rohani Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES ADVERTISING

Kesempatan Buat Anda yang ingin Memajukan Bisnis dengan Pasang Iklan Secara Gratis dan Dibaca diseluruh Dunia *** Read More ***

Translate this page to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Belajar Forex Gratis

Mandiri Gandeng Johnny Andrean

JAKARTA - Bank Mandiri menggandeng Johnny Andrean Group dan Kawan Lama Retail untuk mendorong pertumbuhan transaksi perbankan.


Bank Mandiri



Direktur Consumer Banking Bank Mandiri, Hery Gunardi, mengatakan kolaborasi ini merupakan salah satu strategi perseroan untuk terus berinovasi mengembangkan bisnis di segmen retail.

“Kami meyakini kerjasama ini dapat mendorong pertumbuhan bisnis kami di segmen ritel sekaligus meningkatkan transaksi di berbagai jaringan Bank Mandiri,” kata Hery, Kamis (9/4/2015).

Melalui kerjasama ini, nasabah Bank Mandiri dapat menggunakan fasilitas electronic data capture (EDC) sebanyak 872 unit di 230 outlet Kawan Lama retail dan 444 unit mesin EDC di 426 outlet Johnny Andrean Group.

Khusus untuk jenis kartu kredit Platinum akan mendapatkan dua poin. Nasabah dapat mengecek jumlah poin yang dimilikinya antara lain melalui mandiri call 14000, mesin EDC yang memiliki fitur loyalty, dan melalui billing statement kartu kredit.

Hery Gunardi menambahkan, kedua program tersebut mampu mendorong pertumbuhan transaksi di Bank Mandiri, dimana hingga Desember 2014 total transaksi menggunakan kartu debit Bank Mandiri mencapai 61,9 juta transaksi dengan volume sebesar Rp 45 triliun. Jumlah itu naik 26 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sementara transaksi menggunakan kartu kredit Bank Mandiri hingga akhir Desember 2014 telah mencapai sales volume sebesar Rp 27 triliun atau naik 29 persen dibandingkan akhir Desember 2013.

“Kami akan terus bersinergi dengan merchant-merchant yang telah memiliki basis pelanggan yang kuat, untuk mengembangkan berbagai program promosi yang dapat memberikan nilai tambah bagi nasabah yang telah menempatkan dana dan bertransaksi di jaringan Bank Mandiri,” kata Hery.

Selain itu, nasabah Bank Mandiri juga dapat menggunakan fiestapoin dan power points untuk mendapatkan hadiah langsung serta fasilitas lain di outlet retail jaringan Johnny Andrean Group (Johnny Andrean Salon, J.CO Donuts & Coffee and Bread Talk), serta Kawan Lama Retail (Ace Hardware, INFORMA, Toys Kingdom, OFFICE 1, White Brown, Pendopo, Bike Colony dan Chatime) di seluruh Indonesia.

Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

Kebijakan Moneter




Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004  pasal 7 tentang Bank Indonesia.

Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang  ditetapkan oleh Pemerintah.  Secara operasional, pengendalian  sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan.  Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.


Kerangka Kebijakan Moneter di Indonesia

Dalam  ​melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia menganut sebuah kerangka kerja yang dinamakan Inflation Targeting Framework (ITF). Kerangka kerja ini diterapkan secara formal sejak Juli 2005, setelah sebelumnya menggunakan kebijakan moneter yang menerapkan uang primer (base money) sebagai sasaran kebijakan moneter.


Apa itu ITF

Dengan kerangka ini, Bank Indonesia secara eksplisit mengumumkan sasaran inflas​i kepada publik dan kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah tersebut. Untuk mencapai sasaran inflasi, kebijakan moneter dilakukan secara forward looking, artinya perubahan stance kebijakan moneter dilakukan melaui evaluasi apakah perkembangan inflasi ke depan masih sesuai dengan sasaran inflasi yang telah dicanangkan.  Dalam kerangka kerja ini, kebijakan moneter juga ditandai oleh transparansi dan akuntabilitas kebijakan kepada publik.  Secara operasional,  stance kebijakan moneter dicerminkan oleh penetapan suku bunga kebijakan  (BI Rate) yang diharapkan akan memengaruhi suku bunga pasar uang dan suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan.  Perubahan suku bunga ini pada akhirnya akan memengaruhi output dan inflasi.

Mengapa ITF?

Dengan telah dilepaskannya sistem nilai tukar dengan band intervensi nilai tukar (crawling band) di tahun 1997, Bank Indonesia memerlukan jangkar nominal (nominal anchor)  baru dalam rangka menjalankan kebijakan moneter.  Jangkar nominal adalah variabel nominal (seperti indeks harga, nilai tukar, atau uang beredar) yang ditargetkan secara eksplisit oleh bank sentral sebagai dasar/patokan bagi pembentukan harga lainnya.  Misalnya kalau nilai tukar dijadikan target, maka inflasi luar negeri akan menjadi inflasi domestik.


Mengapa kebijakan moneter memerlukan jangkar nominal? Karena tanpa adanya jangkar nominal, tidak ada kejelasan kemana kebijakan moneter akan diarahkan sehingga masyarakat tidak memiliki pedoman dalam membuat ekspektasi inflasi.  Ibarat kapal yang mengapung di lautan tanpa kejelasan kearah mana kapal dilabuhkan.  Sebaliknya, dengan adanya jangkar nominal masyarakat akan membuat ekspektasi inflasi yang diperlukan dalam kalkulasi usahanya sesuai dengan jangkar nominal tersebut.  Dengan mengumumkan sasaran inflasi dan Bank Indonesia secara konsisten dapat mencapainya akan meningkatkan kredibilitas kebijaan moneter yang pada gilirannya ekspektasi inflasi masyarakat sesuai dengan sasaran yang ditetapkan BI.

Ada sejumlah alasan mengapa menggunakan jangkar nominal dengan ITF.
  • ITF lebih mudah dipahami oleh masyarakat.  Dengan sasaran inflasi secara eksplisit masyarakat akan memahami arah inflasi.  Sebaliknya dengan sasaran base money, apalagi jika hubungannya dengan inflasi tidak jelas, masyarakat lebih sulit mengetahui arah inflasi kedepan.
  • ITF yang memfokuskan pada inflasi sebagai prioritas kebijakan moneter sesuai dengan mandat yang diberikan kepada Bank Indonesia.
  • ITF bersifat forward looking sesuai dengan dampak kebijakan pada inflasi yang memerlukan time lag.
  • ITF meningkatkan trasparansi dan akuntabilitas kebijakan moneter mendorong kredibilitas kebijakan moneter.  Aspek transparansi dan akuntabilitas serta kejelasan akan tujuan ini merupakan aspek-aspek good governance dari sebuah bank yang telah diberikan independensi.
  • ITF tidak memerlukan asumsi kestabilan hubungan antara uang beredar, output dan inflasi.  Sebaliknya, ITF merupakan pendekatan yang lebih komprehensif dengan mempertimbangkan sejumlah variabel informasi tentang kondisi perekonomian.


Bagaimana ITF diterapkan?

Dalam kerangka ITF, Bank Indonesia mengumumkan sasaran inflasi ke depan pada periode tertentu.  Setiap periode Bank Indonesia mengevaluasi apakah proyeksi inflasi ke depan masih sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.  Proyeksi ini dilakukan dengan sejumlah model dan sejumlah informasi yang dapat menggambarkan kondisi inflasi ke depan.  Jika proyeksi inflasi sudah tidak kompatibel dengan sasaran, Bank Indonesia melakukan respon dengan menggunakan instrumen yang dimiliki.  Misalnya jika proyeksi inflasi telah melampaui sasaran, maka Bank Indonesia akan cenderung melakukan pengetatan moneter.

Secara reguler, Bank Indonesia menjelaskan kepada publik mengenai asesmen terhadap kondisi inflasi dan outlook ke depan serta keputusan yang diambil. Jika sasaran inflasi tidak tercapai maka diperlukan penjelasan kepada publik dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengembalikan inflasi sesuai dengan sasarannya.

Asuransi korban Germanwings ditetapkan Rp39,2 triliun

Frankfurt (Princes News) - Pihak perusahaan asuransi menetapkan angka 300 juta dolar AS (Rp39,2 triliun) untuk kompensasi atas kecelakaan udara di Pegunungan Alpen yang menewaskan 150 orang, kata induk perusahaan Germanwings, Lufthansa, seperti dikutip AFP.

Asuransi korban Germanwings




Jumlah itu termasuk kompensasi keuangan untuk keluarga para korban meninggal dunia dan harga jet jatuh Airbus A320 milik maskapai biaya murah Germanwings itu, kata juru bicara Lufthansa kepada AFP.

Sang juru bicara memastikan laporan harian ekonomi Handelsblatt sebelumnya, sedangkan harga sebuah Airbus A320 adalah 93,9 juta dolar AS (Rp1,2 triliun).

Menurut Handelsblatt, konsorsium beberapa perusahaan asuransi itu diketuai oleh raksasa asuransi Jerman, Allianz.

Germanwings rute Barcelona menuju Duesseldorf jatuh sepekan lalu.

Para penyelidik yang mengevaluasi data perekam suara menyimpulkan bahwa kopilot Andreas Lubitz sengaja mencegah pilot masuk lagi ruang kokpit dan kemudian menabrakkan pesawat ke gunung Alpen.

Penerbangan jatuh dalam kecepatan 700 km per jam sehingga menghancurkan semua yang ada di dalamnya.

Senin kemarin, direktur operasi Germanwings Oliver Wagner mengatakan perusahaan telah membayar kompensasi kepada para keluarga sebesar 54.000 dolar AS (Rp706 juta).  Jumlah ini tidak akan mengurangi kesepakatan final mengenai total kompensasi.

Asuransi Smartphone

Jakarta – Hilang, rusak karena terjatuh atau terkena air sudah menjadi risiko yang harus dihadapi para pemilik perangkat mobile seperti smartphone atau komputer tablet.

Asuransi Smartphone


Asuransi proteksi perangkat mobile kemudian lahir untuk membuat para penggunanya tetap merasa aman dan nyaman.

Di Indonesia, layanan proteksi perangkat mobile disebutkan memiliki potensi yang sangat besar. TecProtect sebagai perusahaan penyedia proteksi bagi perangkat mobile menyebutkan potensi Indonesia lebih besar daripada negara lain.

“Bisnis modelnya sangat baik. Indonesia punya take up rate yang sangat bagus, lebih bagus daripada negara lain,” ungkap Mark Simmons, Managing Director TecProtec di Jakarta, saat ditanya soal potensi pasar proteksi perangkat mobile di Tanah Air.

Ia menyebutkan, tingginya angka adopsi perangkat mobile yang cukup tinggi di Indonesia menjadi kekuatan industri proteksi gadget di sini. Penetrasi pengguna smartphone yang masih terus tumbuh juga mendukung pertumbuhan industri proteksi gadget.

“Tren perpindahan dari feature phone ke smartphone menunjukkan potensi yang besar dimiliki layanan proteksi gadget. Saat ini, permintaannya belum banyak tapi potensi dan peluang pertumbuhannya sangat bagus,” tambah Simmons.

Di Indonesia, TecProtect telah menggandeng Indosat untuk memberikan layanan jaminan keamanan smartphone yang dipasarkan melalui bundling bagi kelas korporat.

Perusahaan itu menyediakan layanan antar-jemput produk yang diperbaiki dan memberikan perangkat pengganti hingga penggantian produk rusak dengan ponsel baru.
Custom Search