google.com, pub-8188148496257160, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Translate this page to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Belajar Forex Gratis

Ini Rumus Membedakan Antara Keinginan dan Keperluan!

Kira-kira, apa yang terlintas di pikiran seorang pria atau suami bila menggambarkan sosok perempuan? Umumnya, label deskripsi konsumtif, matrealistis, dan sensitif begitu lekat disandingkan di belakang persepsi seorang perempuan. Meski kita semua tahu, hal tersebut tidaklah bisa disamaratakan, karena semua tetap tergantung karakter dan juga tujuan hidup masing-masing perempuan tersebut.


Tips Keuangan


Pembahasan ini mencuat di sela-sela acara peluncuran buku kedua Imelda Francisca yang berjudul Modern Mom terbitan Gramedia Pustaka Utama, di Toko Buku Kinokuniya, Jakarta, .

Salah satu fokus masalah sekarang ini adalah membedakan antara keinginan dan keperluan. Ditegaskan,perempuan modern wajib tahu soal needs and wants . Pasalnya, dua hal ini sangat jauh berbeda namun kerap menimbulkan bias hingga sekarang. Needs secara harfiah adalah apa yang dibutuhkan oleh diri Anda sendiri dan keluarga. Sementara, wants adalah apa yang diinginkan untuk dimiliki oleh masing-masing keduanya.

Parahnya, seringkali dua hal ini tertukar dan dianggap sebagai satu makna yang sama. Fakta ini sering terjadi dan menciptakan adanya ketimpangan ekonomi dan keuangan dalam kehidupan. Lantas, bagaimana membedakan antara keinginan dan keperluan ?

“Needs itu misalnya kebutuhan pokok rumah tangga seperti beras, sembako, sabun, tagihan listrik, dan lain-lain. Wants itu contohnya rumah bertingkat, mobil mewah, laptop, gadget dan lainnya,” papar Tuti, Financial Planner yang turut hadir di acara konferensi pers kemarin.

Tuti pun memaparkan jika pembagian antara kebutuhandan keinginanini mirip seperti tingkatan kebutuhan primer, sekunder dan tersier yang dulu kita pelajari. Hanya saja seiring perkembangan zaman, istilah dan kategori ketiga kebutuhan tersebut bergeser dan berubah fungsi.

Contoh paling gampang adalah urusan gadget dan alat komunikasi bagi Anda dan anak yang sekarang lebih banyak dikategorikan sebagai kebutuhan primer.

“Perkembangan zaman modern mau tak mau memang membuat pembagian antara kebutuhan dan keinginan menjadi berubah persepsi. Rumus sederhana adalah jika total penghasilan 100 persen, maka sisipkan 50 sampai 60 persen untuk kebutuhan. Sisanya adalah 30 persen investasi dan 20 persen baru untuk memenuhi keinginan,” jelas Tuti memberi tips untuk membedakan antara keinginan dan keperluan pada Princes.

Rumus ini dianggap proporsional bagi Anda yang sekarang sulit mengatur keuangan rumah tangga maupun pribadi. Sebanyak 25 sampai 30 persen dari penghasilan bisa langsung dialokasikan menjadi tabungan atau investasi, “Persentase tersebut sebaiknya ditunjang oleh daftar kategori antara kebutuhan dan keinginan yang benar-benar terseleksi secara baik dan tepat,” sarannya.

0 komentar:

Custom Search